FILSAFAT KEPEREMPUANAN (bagian Kedua)

1
22.14
Pada pembahasan selanjutnya akan dijelaskan bagaimana konstruksi melihat perempuan dan laki-laki di alam. Sebagaimana yang kita ketahui, Dari segi jasad dan jasmaniah, Barat memandang perempuan dan laki- laki itu identik , sementara perempuan dan laki-laki menurut timur / Islam itu persamaan.

Dalam konsep identitas atau terkait filsafat teoritis dapat dibagi menjadi  2 yaitu wujud dan praktis , wujud menjelaskan tidak ada keterpisahan antara laki-laki dan perempuan sementara pada tataran praktis perempuan dan laki-laki itu berbeda . Jadi Asas alam ini  perbedaan yaitu ada yang sama dan ada yang beda. Ada yang memiliki hak ( perempuan) dan ada yang memiliki kewajiban ( laki- laki).

Perempuan mendapatkan hak menuju Tuhan, sama halnya keadaan Alam yang terus bergerak (infinitif/~) menuju Tuhan. Tapi dalam ketidakterbatasan kita , kita kemudian membatasinya . sehingga, kita menemukan ketidakterbatasan Alam dan dalam Ide akan berakhir karena ketidakterbatasan . karena yang menghentikannya adalah ide .
Semua Prinsip Kesucian dikaitkan dengan perempuan, dan karena kita berada di alam berarti yang kita bangun adalah perempuan. Sehingga, untuk memperbaiki struktur sosial dengan memperbaiki perempuan . Disamping itu, Agama datang  untuk menempatkan relasi sosial, dimana Laki-laki membutuhkan legitimasi sementara perempuan tidak butuh untuk bisa mencapai kemuliaan Tuhan.

Dalam konstruksinya perempuan memiliki kewajiban , seperti halnya orang shalat sunnah pasti shalat wajib. Sehingga, untuk itu penting mengenali hak untuk melaksanakan kewajiban.

Sementara Barat membatasi perempuan melalui hukum – hukum. kemudian dalam hukum , hakimlah yang berperan dalam memutuskan. Namun, dalam tradisi Islam sangat berbeda, karena renungan pada Tuhan itu yang paling Tinggi.
Dalam irfan/tasawuf ciri-ciri perempuan dan laki-laki bisa diletakkan pada kedua – duanya . hal tersebut telah dijelaskan dalam buku the tao of islam pada konsep ying dan yang, laki-laki menyerap feminitas dan perempuan menyerap maskulinitas. Lalu bagaimana perempuan dalam kajian psikologi ?. Sebuah penelitian menemukan bahwa perempuan bisa mengerjakan 3 buah pekerjaan  sekaligus berbeda dengan laki- laki . Secara psikologi perempuan memiliki kekuatan diaspek perasaan , sementara secara filosofis  laki- laki memiliki kekuatan pada pikiran . 

Dalam Psikologi, perempuan lebih bersifat konsepsional dalam menjelaskan tentang jiwa , jiwa menangkap konsep langsung dan konsep tidak langsung , seperti ketika kita melihat seseorang dari belakang. Sementara didalam filsafat, Perempuan ( khuduri ) sempurna jika mencari laki – laki (filosofis).

Seperti halnya dalam filsafat daras murthada mutahhari medan gerak yang ditangkap perempuan adalah epistemologi hati. oleh karena itu, upaya menyingkap hati dimulai dari epistemologi inderawi (akal) => epistemologi hati ( non inderawi ) makanya kesucian dilekatkan pada perempuan. Dan karena  Ilmu (laki-laki) =>  kehendak => perbuatan (perempuan) , maka dari Perasaan / subjektifikasi ke alam diintegrasi dari Ilmu.
Selain itu problematik dalam filsafat, dimana manusia kadang menikmati sesuatu yang tidak ada realitas alamnya seperti menonton sponge bob disebabkan karena rasa dalam filsafat diambil dari Alam.
 
secara teoritis Tuhan ada dalam diri kita , karena tidak sama konsep api dengan fakta dan Karena sesuatu yang dirasakan mesti ada faktanya (Alam) . Perempuan lebih merasakan Alam dibanding Laki-laki , karena rasa dalam filsafat hubungannya dengan Alam maka tidak ada yang bisa merasakan panas dalam ide , karena ide panas tidak membuat kita panas .

Relasi sosial dekat dengan kehendak , dan tindakan alam didorong oleh kehendak perasaan maka tindakan sosial adalah tindakan perempuan .
((Ilmu ( laki-laki/ basis pengetahuan /ide) =>  kehendak => perbuatan (perempuan /rasa /Alam))

Seperti ketika kita berbicara perang yang dipikirkan ketakutan (aspek feminitas) Dan secara teoritis , tidak mungkin bertindak jika tidak ada teori . Jadi laki-laki dan perempuan bergerak bersama-sama menuju Tuhan karena kebenaran adalah kesesuaian antara  ide (laki-laki ) dan( kehendak ) Realitas( perempuan ). ( an )

1 komentar:

NAFS (bagian pertama)

0
22.49

        Dan kami menjadikannya makhluk yang lain, maka Maha Suci Allah, Pencipta yang paling baik. Tuhan, Manusia dan Dunia adalah tiga hal yang senantiasa menjadi tema pokok  pembahasan Filsafat Agama sepanjang sejarah. Seluruh jerih payah para filosof, kaum teolog dan ilmuan lainnya diarahkan untuk memecahkan dan mendapatkan jawaban yang memuaskan mengenai ketiga hal tersebut. Karena hasil dari perenungan-perenugan itu kemudian akan membantu manusia dalam  merumuskan system-sistem yang akan dipakai dalam menjalanikehidupan baik sebagai individu apalagi dalam kehidupan bermasyarakat.

 

        Salah satu sub pembahasan yang urgen terkait manusia adalah pembahasan tentang jiwa /nafs. Disebut urgent karena sebelum manusia membuktikan keberadaan sesuatu diluar dirinya, maka terlebih dahulu dia harus membuktikan keberadaan dirinya. Apakah manusia terdiri dari dua dimensi yakni dimensi ruh dan badan, sebagaimana yang lazim dikatakan oleh kaum teolog, ataukah manusia haya terdiri dari jasad material sebagaimana yang biasa diceramahkan oleh kaum empiris materealis ?. Selanjutnya, Jika manusia memiliki 2 dimensi bagaimanakah hubungan diantara keduanya? Dan bagaimanakah proses terciptanya nafs/jiwa dalam diri manusia?. Demikianlah sederet pertanyaan yang mesti ditemukan jawabannya. Karena jawabannya dari pertanyaan2 itu akan berimplikasi terhadap tiga hal yaitu:

1.
1. Pembuktian dan pengenalan terhadap Tuhan. Sebagaimana kata Socrates bahwa barangsiapa yang mengenal dirinya maka akan mengenal Tuhannya. Pengenalan yang dimaksudkan oleh Socrates tentu saja bukanlah pengenalan terkait dengan kondisi fisik manusia tapi pengenalan terhadap hakikat jiwanya dan tujuan penciptaannya. Pengenalan terhadap ke dua hal tersebut akan mengantarkan manusia kepada pengenalan terhadap Tuhan. Akan tetapi pernyataan Socrates itu hanya akan bermakna apabila manusiamampu membuktikan keberadaan Nafs/jiwanya.
2.
2. Ma’ad atau Teleologi.yakni ilmu yang membahas tentang hari akhir. Sebagaimana yang sering kita dengar dari para agamawan, bahwa kehidupan tidak terbatas hanya di dunia saja, tapi terdapat kehidupan di alam lain setelah manusia meninggal yang disebut akhirat. Di alam itu, manusia akan mempertanggung jawabkan segala perbuatannya, dan baginya disediakan dua tempat. Tentu saja. Di pembahasan ini kaum  teolog berselisih pendapat, bahwa apakah di akhirat nanti yang dimintai pertanggung jawaban adalah ruh manusia saja, ataukah juga jasad manusia akan dibangkitkan kembali. Akan tetapi yang lebih penting dari itu adalah pembuktian keberadaan maad sendiri yang mesti dikaji terlebih dahulu dan tentu saja ini hanya bisa dilakukan apabila sebelumnya kita mampu membuktikan keberadaan nafs
3.
3. Kesempurnaan manusia. Terdapat beberapa pandangan terkait ukuran kesempurnaan manusia yang bersembur dari pandangan epistemologisnya. Kaum humanis beranggapan bahwa manusisempurna adalah manusia yang mampu melepaskan dirinya dari segala bentuk ikatan yang memenjarakan manusia dan menghalangi manusia dari megaktualkan potensi-potensinya. Baik ikatan agama, budaya bahkan yang lebih ekstrim norma2 yang berlaku di masyarakat juga adalah bentuk ikatan yang memenjarakan manusia. Lahirnya film-film superhero seperti superman,dll. adalah proyeksi dari pandangan ini. Selain itu bagi kaum kapitalis ukuran kesempurnaan manusia dilihat dari seberapa banyak dia memiliki modalmenguasai alat-alat produksi dan media informasi. Bagi kaum fhilosof manusia dianggap sempurna apabila dia mampu mengaktualkan potensi akalnya dan memiliki pengetahuan  yang mendalam mengenai manusia itu sendiri serta realitas diluar dirinya. Bagi kaum Teolog manusia sempurna dilihat dari penghambaannya terhadap Tuhan. Adapun bagi kaum arif  ukuran manusia sempurna adalah kadar kedekatannyaterhadap Tuhan. Pandangan yang berbeda diatas itu lahir dari perbedaan pandangan terkait keberadaan Nafs/jiwa.

 

        Untuk membuktikan keberadaan nafs/jiwa, maka sebelumnya dibahas dengan cara apa manusia memiliki pengetahuan tentang dirinya. Apakah dengan cara pengetahuan Khusuli(representatif/korespondensi) ataukah dengan cara khuduri (Presentatif/kehadiran)?

 

        Pengetahuan khusuli adalah pengetahuan yang didapatkan melalui persepsi indra terhadap fenomena diluar diri manusia. Atau dalam kata lain, kaitan antara sesuatu yang ada dalam konsepsi dengan sesuatu yang ada diluar. Jika kita memperoleh pengetahuan terkait tentang nafs dengan cara seperti ini itu berarti nafs manusia itu terpisah dari dirinya dan hanya bisa dipersepsi melalui indera, oleh karena itu berarti nafs/jiwa adalah sesuatu yang materi. Jika nafs adalah materi tentu saja kita harus menerima klaim kaum empiris/ materialis dan konsep-konsepmengenai Tuhan dan eskatologi harus ditolak. Akan tetapi konsepsi manusia terkait tetang dirinya pada dasarnya tidaklah bersumber dari sesuatu diluar dirinya. Justeru manusia mengkonsepsi sesuatu diluar dirinya hanya  untuk mencocokkannya dengan konsep tentang dirinya sendiri, misalnya konsepsi manusia tentang kabahagiaan, konsep ini tidak bersumber darisesuatu diluar manusia, tapi konsep tersebut hadir dalam diri manusia dan mendorong manusia untuk memenuhinya, karena itu kemudian manusia melakukan pencarian terkait sesuatu diluar dirinya untuk memenuhi dorongan tersebut. Misalnya ; manusia berupaya menumpuk harta sebanyak-banyaknya. Karena menurutnya hal itu untuk memenuhi dorongan dirinya untuk bahagia.(L)

0 komentar:

FILSAFAT KEPEREMPUANAN (bagian pertama)

0
23.31
Kedangkalan pemahaman agama manusia makin memberikan jarak antara manusia yang satu dengan yang lainnya . sejarah kelam ketika struktur patriarki yang disebabkan oleh ajaran dogmatis yang berjaya dimasa lalu mulai  terulang kembali , hanya pemain saja yang berubah tapi muatan kekerasan dan kedzhaliman tetap mengisi ruang- ruang yang kosong dari intelektual dan spiritual yang sebenarnya dapat diperoleh dengan makrifatNya.
 
Dalam relasi sosial akan ditemukan banyak permasalahan yang diakibatkan oleh perbedaan yang tidak mampu dipahami dan dimanaje oleh kebanyakan manusia , kondisi tersebut lantas menghadapkan kita pada pertanyaan-pertanyaan yang paling sering muncul diruang-ruang diskusi terkait keperempuanan seperti; mengapa agama menjadi penjara bagi perempuan? , mengapa laki-laki boleh poligami sementara perempuan tidak boleh? ,dan kenapa perempuan sering menjadi objek penindasan ?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut sudah seharusnya langkah awal yang kita lakukan adalah melakukan konstruksi filosofi tentang perempuan .
 
Berbicara mengenai filsafat ( dalil aqli ) terdapat perbedaan antara perempuan dan istri , perempuan terkait aspek umum (perempuan relasi laki-laki) sementara istri terkait aspek khusus ( istri relasi suami ) . 

Ketika kita berbicara mengenai aspek rumah tangga  yang didalamnya terdapat istri dan suami maka , laki- laki adalah pemimpin bagi perempuan , karena , sangat jelas dalam surah An nisa ayat 34: “kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan : karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka......"
 
Pertanyaan selanjutnya , jadi apa sebenarnya yang menjadi subjek perempuan?
 
Secara filosofi jenis kelamin dapat digambarkan sebagai berikut :
Perempuan terkait fisik atau jasad =>inderawi =>jenis kelamin =>persepsi inderawi (persepsi objek/ bukan objek)=>material (sifat bagian/aksiden/tidak substantif) => level bagian(tidak keseluruhan )
 
Dan karena keindahan bagian hanya sementara bahkan bisa membuat menderita / kesadaran manusia akan hal- hal yang material atau persepsi secara alamiah pada level inderawi/materialisme
 
Pada level inderawi itulah diperoleh fakta perempuan tidak hanya ada pada manusia ,tapi hewan pun memilki , maka subjek penyandang perempuan dan laki-laki adalah fisik / jasad, karena indera menangkap jasad/fisik.
 
Lalu Mengapa fisik dan non fisik berbeda ? dan Apa hubungan jenis kelamin dengan sifat feminitas ?
 
Perbedaan- perbedaan yang dipersepsi inderawi merupakan nilai /aksiologi yang berhubungan dengan relasi seksualitas atau lebih ke jasad / fisik . Sehingga, Diskursus tentang seksualitas sebaiknya menggunakan tinjauan aksiologi , sementara untuk ontologi lebih ke sifat .
 
Seorang perempuan menikah dan laki-laki yang mencari jasad dalam relasi nilai , sementara dalam ontologi yang tejadi adalah menikahkan feminitas . Selain itu, Seksualitas dalam filsafat hanya imajinasi inderawi , dimana imagi membentuk sebuah realitas yang tidak sebenarnya / second reality biasa juga dikatakan kemampuan akal untuk mengubah realitas / tajrid/ wilayah pelepasan. Namun, Imagi itu rapuh sebingga bisa diganti-ganti pada level imagi tergantung pada persepsi indera , hal ini lah yang membuat perempuan menjadi objek imaji produk . dimana imajinasinya titik berangkatnya  adalah  jasad/ fisik . Seperti  bisakah kita hidup tanpa mata dan telinga ? tentunya “tidak” menurut kapitalisme , sehingga beginilah konsep kerja sistem kapitalisme yang terus berupaya mengkomodifikasi imaginasi kehal – hal inderawi .
 
Dalam teori imaginasi , pertemuan antara indera dan non indera adanya dimitzal, Sehingga ketertutupan dalam agama adalah imajinasi yang tidak terlihat ,sehingga imajinasi yang berhubungan dengan non indera adalah cinta (Mulla shadra).(an)

Lanjutan bagian II masih dalam proses penyeleseian ...

0 komentar:

PEMIKIRAN EKONOMI AL FARABI

0
01.48
Ilmu ekonomi islam berkembang secara bertahap sebagai suatu bidang ilmu interdisiplin yang menjadi bahan kajian para fukaha, mufassir , sosiolog , politikus bahkan filsuf : salah satunya ialah al farabi 

Al -Farabi merupakan salah satu filsuf yang bernama lengkap Abu Nasr Muhammad ibn al-Farakh al-Farabii  (870-950M) . Sumbangsih Al-Farabi terkait tentang pemikiran ekonomi islam dapat  dilihat dari karya beliau yang terkenal yaitu Ara` Ahl al-Madinah al-Fadhilah (Model Kota Idaman). 

Dalam kitab tersebut,beliau menulis negara ideal bagi Muslim adalah negara yang mampu menyediakan berbagai kebutuhan warganya. Selain membantu warga menjalankan ajaran agama dengan baik, pemimpin ideal bagi negara Muslim, menurut al-Farabi, adalah raja yang memiliki pengetahuan tentang filsafat. Dengan kata lain, seorang pemimpin harus memiliki kecerdasan tinggi, menguasai sains, filsafat, dan ilmu agama.

1. Madinah al-Nawabit (State of Vegetable or Nomadic State), Hidup hanya sekedar untuk tumbuh , masyarakat tidak butuh rumah sebagai tempat tinggal , biasa juga dikatakan sebagai Masyarakat Kayu-kayuan atau Negara Liar.

2. Madinah al-Bahimiyah (State of Animal or Primitive State),  Masyarakat ini sudah mulai menempati suatu wilayah tertentu. Kehidupan masyarakat dalam tingkat ini oleh al-Farabi terbagi menjadi 3 , yaitu : 
1. Masyarakat hidup terpencil di tengah gurun sahara, di hutan rimba atau di pulau pulau terpencil dan juga di pantai- pantai yang masyarakatnya masih tertutup. 
2. Masyarakat hidup serba primitif di dalam kebutuhan hidup yang sangat rendah, bertempat tinggal di dusun-dusun dan di dekat wilayah-wilayah yang mata pencahariannya tidak tetap.
3.Masyarakat hidup bertani dan bercocok tanam, bertempat tinggal di desa-desa dengan kehidupan yang sudah teratur walaupun masih sangat sederhana.

3.   Madinah al-Dharurah (State of Neccessity), Negara kebetulan. Yaitu Tingkat Hidup Bernegara Yang Pertama Sekali. Kewajiban negara dalam tingkatan ini adalah mencukupkan kebutuhan pokok untuk hidup sederhana dari rakyatnya, yaitu  makan, minum, pakaian, tempat kediaman dan seks.

4. Madinah al-Hissah (State of Desire) ,Negara keinginan, yaitu negara yang taraf kehidupan rakyatnya sudah naik setingkat lagi. Selain dari memikirkan makan, minum, pakaian, kediaman dan seks, rakyatnya sudah mempunyai keinginan yang lain.

5.  Madinah al-Tabadul  (State of Ease), Negara bertukar kebutuhan yaitu negara yang rakyatnya sudah mulai menghadapai peralihan (transisi) menuju kesempurnaan untuk memenuhi hidupnya. Zaman transisi lahir maka terjadilah revolusi industri.

6. Madinah al-Naddzalah (Egoistic State or Individualistic Capitalism). Masyarakat Kapitalis Negara Egois. Yaitu, negara yang rakyatnya berjuang dan bersaing untuk mencapai kekayaan perseorangan, dan hanya menumpuk harta benda demi kepentingan diri sendiri.

7. Madinah al-Jama’iyah (Anarchistic State or Communistic State). Bisa dikatakan sebagai Negara Anarchi atau Masyarakat Komunis. merupakan tingkatan setelah kapitalisme. namun, pada kondisi ini ekonomi menghadapi jalan yang bersimpang dua yaitu : anarchi dan komunisme

8. Madinah al-Fadhilah.(Model State or Socialism). Negara Utama atau Masyarakat Sosialis. Dalam upaya mencapai kesempurnaan ekonomi, setelah melewati kondisi anarchi barulah ekonomi mencapai puncak yang ditujunya, yaitu tercapainya kebahagiaan yang lengkap, materiil dan spirituil.

Pada Tahap Madinah al fadhilah ,  al farabi mendambakan kondisi dimana seluruh rakyat merasa bahagia menikmati kepemimpinan  yang sempurna karena kemampuan pemimpin dalam menyejahterahkan , memakmurkan dan tentunya membawa misi spiritual (teologi) bagi ummat . (an) 

#PPS UIN ALAUDDIN MAKASSAR , kuliah sejarah pemikiran ekonomi islam oleh Prof.Dr.H.Nasir Hamzah | 22 november 2013 | PUKUL 17.40 wita .

0 komentar:

Sayangilah reproduksimu !

0
09.57
Ketidakpekaan perempuan terkait masalah yang urgen yaitu reproduksi menyebabkan banyak perempuan yang jatuh pada tuna sosial.

Salah satu jenis penyakit yang sangat banyak menjangkit perempuan ialah kanker yang menyerang alat reproduksi yaitu kanker serviks yang disebabkan human papilloma virus(HPV)

Menurut data WHO, kanker serviks merupakan kanker nomor dua terbanyak pada perempuan berusia 15-45 tahun setelah kanker payudara. Tak kurang dari 500.000 kasus baru dengan kematian 280.000 penderita terjadi tiap tahun di seluruh dunia. Bisa dikatakan, setiap dua menit seorang perempuan meninggal akibat kanker serviks. Di wilayah Asia Pasifik dan Timur Tengah ada 1,3 miliar perempuan berusia 13 tahun ke atas yang berisiko terkena kanker serviks. WHO memperkirakan, ada lebih dari 265.000 kasus kanker serviks dengan kematian 140.000 penderita tiap tahun di wilayah ini. Menurut data Globocan 2002, terdapat lebih dari 40.000 kasus baru kanker serviks dengan sekitar 22.000 kematian karenanya pada wanita di Asia Tenggara.

Melihat potensi kematian yang sangat besar tersebut, maka sudah seharusnya kita melakukan  pencegahan- pencegahan berupa  vaksinasi HPV dan deteksi dini atau skrining yaitu dengan dua metode yaitu pap smear dan inspeksi visual dengan asam asetat (IVA).

Namun, diantara berbagai macam cara pencegahan , vaksinasi HPV terbukti paling ampuh dalam mengurangi resiko kanker serviks , tapi biaya vaksinasi yang sangat mahal membuat banyak  perempuan khususnya di indonesia yang mengurungkan niat untuk melakukan vaksinasi . Padahal, dari data  Who diperoleh informasi  bahwa Kanker serviks adalah penyebab kematian nomor satu yang sering terjadi pada wanita di Indonesia. Sepanjang tahun 1988 – 1994 dari 10 jenis penyakit kanker, kanker serviks paling tinggi kasusnya, mencapai 26.200 kasus. Tercatat terdapat 90-100 kasus kanker serviks per 100.000 penduduk. WHO/ICO Information Centre on HPV and Cervical Cancer 2002, Indonesia mencatat 15.050 kasus baru dengan kematian 7.566 penderita per tahun maka setiap harinya sekitar 20 wanita Indonesia meninggal karena kanker serviks. 

Disisi lain, peran pemerintah dalam menangani masalah tersebut bisa dinilai cukup lamban . Data Who diatas sebagai bukti ada rentang waktu yang cukup panjang dan tidak kunjung terseleseikan hingga hari ini , lihat http://health.liputan6.com/read/709968/menkes-vaksin-hpv-mahal-tes-iva-saja-dulu .. Statement menteri kesehatan dan imbauan untuk melakukan tes demi tes MAKIN MERUSAK AKAL SEHAT , karena jika terbukti , pasien kembali diperhadapkan dengan masalah yang berulang-ulang tiap tahunnya yaitu BIAYA YANG TINGGI . selain itu , jika  pemerintah benar-benar memerhatikan rakyatnya , maka langkah riil yang sebaiknya pemerintah lakukan adalah subsidi atau bahkan menggratiskan sudah dicanangkan sejak dulu, bukan malah makin menurunkan anggaran kesehatan (lihat http://www.kebijakankesehatanindonesia.net/component/content/article/73-berita/1685-terjadi-penurunan-anggaran-kemenkes-2014.html) dan menaikkan anggaran biaya perjalanan dinas yang kurang nampak  hasilnya bagi rakyat indonesia http://finance.detik.com/read/2013/10/21/124731/2390951/4/anggaran-perjalanan-dinas-pns-melonjak-33-jadi-rp-32-triliun-di-2014. (an)

#kajian komunitas kultur annisa@gedung ipteks unhas , 20 november 2013 (13.00-15.00
 

0 komentar:

Pengusaha dan Demokrasi

0
17.47

Semakin biasnya pemahaman seluruh stakeholder penyelenggara negara tentang hakikat demokrasi, membuat jalan masuk sistem neoliberalisme semakin menggurita di negeri ini. Neo-liberalisme yang merupakan pemikiran politik (ideologi) Barat yang berdasarkan pada kesenjangan sosial. Dasar pemikirannya adalah bahwa yang lemah dan  miskin harus dikorbankan supaya yang kuat dan kaya bisa berkembang dengan bebas, agar ekonomi nasional juga ikut berkembang dan pada akhirnya menurut mereka  yang lemah dan miskin akan ikut mendapat manfaat dari percepatan perkembangan perekonomian . 

Ideologi ini berdasarkan filsafat individualisme dan berusaha untuk menghapus unsur-unsur kemasyarakatan dan sikap gotong-royong . Sehingga, Jelas bahwa ideologi ini sangat bertentangan dengan kebudayaan dan sistem kemasyarakatan rakyat Indonesia. Dalam pola pemikiran neo-liberalisme, peraturan-peraturan ekonomilah yang harusmenguasai sektor-sektor yang lain, bukan sebaliknya. Apa saja yang menghalangiperkembangan sektor ekonomi harus dicabut, termasuk peraturan-peraturan dan undang-undang pemerintah. Akibatnya, pemerintah tidak boleh lagi melestarikan lingkungan hidup,kesehatan, kesejahteraan rakyat, dan kedaulatan nasional, jika dianggap bahwa kebijakan-kebijakan itu menghambat “ Perkembangan ekonomi “ .Tapi secara faktual dalam beberapa tahun belakangan ini , alih – alih membawa kesejahteraan malah kesenjangan sosial semakin besar di hampir semua negara di dunia ini dibawah rezime neo-liberalisme.Dampak dari penerapan neoliberalisme di Indonesiapun mengakibatkan Hampir semua bidang-bidang dalam bernegara (ekonomi, politik, budaya dll) dan sendi–sendi demokrasi kita seakan kehilangan makna yang dalam konstitusi tertinggi negara ini meniscayakan kesejahteraan sosial bagi seluruh bangsa. Namun realitas yang ditampilkan dari negara yang katanya telah menganut sistem demokrasi justru ketimpangan yang semakin melebar antara orang kaya dengan orang miskin. Justru yang ditampilkan adalah hubungan yang sangat romantis dalam berbagai hal antara pemerintah dan pengusaha.

Sistem demokrasi yang saat ini dialami oleh bangsa ini justru hanya membuka “keran” yang lebar dan melegalkan hubungan-hubungan yang berlebihan dan tidak pantas dipertontonkan oleh petinggi negara ini. 


Beberapa paket kebijakan membuat nuansa neoliberalisme mulai bertiup dengan kebijakan privatisasi/swastanisasi perusahaan negara untuk memuluskan penguasaan dan pengelolaan kekayaan sumberdaya yang memperlihatkan kecenderungan keberpihan negara dalam mengakomodir kepentingan pengusaha sehingga kepentingan rakyat terabaikan , Yang paling dekat dengan kita adalah pelanggaran yang nyata terhadap UUD pasal 33. Banyak potensi sumber daya alam yang dimiliki negara diserahkan secara sukarela kepada pengusaha untuk dikelola dan dibagi keuntungannya yang tidak seberapa kepada negara.  Kekayaan negara ini dieksploitasi oleh pengusaha atas nama investasi yang dilegalkan dalam UU penanaman modal baik itu asing maupun dalam negeri. (an)




#fakultas ekonomi UH /18 oktober 2011 , persiapan pengaderan PSD-UH .

0 komentar:

Me-manusia.......

0
08.44
Berbicara mengenai manusia tidak akan pernah ada habisnya,  bahkan beberapa band telah berusaha mendeskripsikan manusia lewat beberapa judul lagu yang dikeluarkan ,seperti manusia bodoh, manusia sempurna bahkan manusia setengah dewa . Manusia  memang makhluk yang  sangat kompleks , banyak perbedaan yang dimiliki manusia dibanding makhluk ciptaan Tuhan yang lain , tetapi hal ini tidak lantas membuat manusia harus bersikap sombong bahkan meremehkan makhluk lainnya karena yakin saja bahwa Tuhan menciptakan makhluk Nya  dengan cara yang sempurna dan begitupun hasilnya . 
 
Sebenarnya terdapat banyak pandangan mengenai manusia  itu , ada yang mengatakan bahwa manusia itu hanya terdiri dari materi dimana manusia berasal dari pertemuan sel telur dan sperma , dibesarkan dalam rahim dan dikeluarkan di dunia yang juga materi makanya wajar jika kecenderungannya materialistis . Pandangan lain mengatakan bahwa manusia sebenarnya berasal  dari ruh , materi hanyalah bayangan saja atau manifestasi dari ruh . sementara pandangan islam menjelaskan bahwa Manusia terdiri dari ruh dan jasad , jasad berasal wujud materiil yang memiliki sifat-sifat tabiat kebendaan dan kebinatangan  yang merupakan sumber dari hawa nafsu keduniaan yang berlawanan arah dengan tabiat ruh  yang merupakan wujud immateriil yang berasal dari nur Allah, yakni makhluk suci yang memiliki potensi dan kecenderungan asli untuk mengenal Tuhan dan menyembah-Nya, dan ia merupakan sumber akhlak yg mulia serta senantiasa menarik jiwa dan jasad menuju keluhuran. Dan karena Ruh itu berasal dari Allah, maka selamanya ia akan merindukan-Nya .namun, keduanya saling menopang satu sama lain sehingga manusia memiliki dua kecenderungan , kecenderungan kearah kezaliman karena berasal dari saripati tanah dan kecenderungan ke arah kebaikan  karena sebagian Ruh tuhan terdapat dalam diri manusia.
 
Ruh dan jasad  sangat membutuhkan asupan makanan agar dapat terus bergerak menyempurna , jasad tetap bisa  berkembang dan bertahan hidup  ketika  diberi asupan gizi  berupa makanan (materi ), sementara ruh akan terus berkembang menyempurna juga membutuhkan makann berupa asupan spiritual dan abstrak  ( doa , shalat ,puasa ,dll) .Sekarang  tinggal bagaimana kita bisa menyeimbangkan keduanya  agar bisa berlari menuju makrifatullah . maksudnya , memperbaiki niat kita  sperti ketika kita bekerja hanya untuk mencari uang  untuk membeli makanan sehingga dapat bertahan hidup dan terus berjuang dan beribadah   agar bisa berlari ke diriNya .
 
 
Ketiadaan tujuan yang pasti akan membuat manusia menjadi galau bahkan bisa merugikan diri sendiri karena diperbudak oleh egoisme , sebagaimana yang dikatakan dalam al-Quran "akan tersesat dan menyesatkan". Hal ini juga dikatakan dalam sebuah hadits, "Dia akan berjalan mengikuti ke manapun arah angin bergerak", dia tidak akan mengetahui hakikat kebenaran dan dia akan bergerak mengikuti setiap suara dan pandangan. galau menjadi hal yang wajar terjadi karena manusia tidak akan pernah bisa puas dengan pengetahuan yang dimilikinya , dan seiring perkembangan pengetahuan , fitrahnya pun secara bertahap akan tumbuh dan berkembang hingga pada tahapan tertentu dimana akan menerangi jiwanya dan jiwa orang-orang yang mendapatkan ilmu dan bimbingaNya.
saatnya berlari menjauhi kegalauan ,ilmu yang mengarah kepada Tuhan dan bergerak ke arah keridhaan-Nya akan memberikan nilai pada pengetahuan manusia. 
 
Allah Swt dalam salah satu ayat-Nya berfirman, "Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara golongan berikut (iman atau kafir); tidak masuk kepada golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang-orang kafir)" 


 
Kegalauan  dan tidak mengetahui harus mengikuti golongan yang mana. Bahkan bisa dikatakan manusia yang dalam masalah-masalah pribadinya terutama dalam mekanisme berpikir dan ilmunya tidak memiliki tujuan hakiki, maka dia akan asing bagi dirinya sendiri, dia akan lalai terhadap hakikat dirinya, dan sama sekali tidak akan pernah mengetahui keadaan, pandangan, dan hasil akhir dari perilakunya. Manusia semacam ini bisa jadi akan dimanfaatkan oleh orang-orang tidak bermoral untuk diarahkan menjadi penggerak bagi kerusakan masyarakat atau kemerosotan moral dan tingkah laku.sehingga menjadi tanggung jawab besar orang - orang yang berilmu untuk membantu , mengarahkan dan  membimbingnya ke arah pertumbuhan yang sesuai hakikatnya akan menyebabkan gerak langkah dan pencapaian tujuan menjadi lebih cepat dan memberikan hasil yang lebih baik dan sempurna. (an)

#Selamat menyempurna 

 
 

0 komentar:

Buku , pesta dan Cinta

0
01.49
Buku

Buku , pesta, dan cinta adalah  tiga hal yang tidak bisa dipisahkan dari mahasiswa walapun masih banyak yang mengartikan sempit hal tersebut . Sebagaimana yang kita ketahui , pesta sering diidentikkan dengan hal- hal yang tidak bermanfaat dan hanya mementingkan nafsu duniawi saja , apalagi dengan cinta yang diidentikkan dengan perasaan dua orang manusia . Akan tetapi buku , pesta dan cinta memiliki arti yang lebih luas bagi mahasiswa . Dimana sejatinya kita sebagai mahasiswa tidak pernah lepas dari ketiga hal tersebut . Seorang mahasiswa sudah semestinya kaya dengan ilmu yang dia peroleh dari buku – buku yang ia baca  tidak pernah lepas dari yang namanya pesta . Pesta yang dimaksudkan disini adalah pesta demonstrasi dengan membawa semangat pemuda yang membara serta  satu hal yang pasti sudah seharusnya dilakukan sebagai mahasiswa yaiitu tidak pernah lepas dari cinta , cinta kepada sesama makhluk ciptaan Nya  dan kepedulian sosial terhadap alam sekitar .
konskwensi logis menjadi seorang mahasiswa adalah berguru pada buku ,lewat buku akan terjadi pembangunan  landasan berfikir, visi dan orientasi kita sekaligus upaya  pengembangan wacana kita tentunya , sehingga kelak kita mampu mengidentifikasi fenomena – fenomena yang terjadi dialam sekitar dan menyelesaikan dinamika sosial yang ada disekitar.

Pesta

Pesta dalam artian pada buku soe hok gie adalah semangat dalam berdemonstrasi .
kenapa kita mesti berdemonstrasi ???
karena demonstrasi adalah ekspresi . salah satu upaya untuk melakukan perubahan dan mengaspirasikan suara rakyat , akan tetapi bukan hal yang mutlak untuk dilakukan oleh mahasiswa karena untuk berekspresi ada banyak model gerakan stergantung dari konteks dan analisis kebutuhan yang ingin di ekspresikan  , bisa  melalui tulisan , social networking dll dibanding jika kita hanya diam dan berharap akan terjadi perubahan yang besar. Paling tidak ada usaha untuk merubah kondisi .

Cinta

Dihati semua makhluk ada cinta  dan pada diri  manusia terdapat potensi yang sangat besar untuk mencapai cinta yang hakiki tersebut  tinggal bagaimana kita menempatkan cinta pada tempat semestinya . Mengutip kisah cinta dalam perjalanan kehidupan Rabiyatul Adawiyah,  dimana insan yang memanifestasikan Cintanya dengan mengingat ALLAH sehingga Syurga bukanlah hadiah ataupun keindahan baginya hanya keinginan bertemu dengan ALLAH sang pencipta sekalian Alam. (an)


 
 
*Masyarakat merupakan kumpulan individu , tak akan ada masyarakat tanpa individu , individu tidak bisa bergerak sendiri – sendiri dan jika manusia tak bergerak maka ia akan menghianati / membunuh naluri kemanusiaannya . Bergerak dan lakukan perubahan !!!

#Fakultas ekonomi UH , 12 desember 2011.

0 komentar: