PEMIKIRAN EKONOMI AL FARABI

0
01.48
Ilmu ekonomi islam berkembang secara bertahap sebagai suatu bidang ilmu interdisiplin yang menjadi bahan kajian para fukaha, mufassir , sosiolog , politikus bahkan filsuf : salah satunya ialah al farabi 

Al -Farabi merupakan salah satu filsuf yang bernama lengkap Abu Nasr Muhammad ibn al-Farakh al-Farabii  (870-950M) . Sumbangsih Al-Farabi terkait tentang pemikiran ekonomi islam dapat  dilihat dari karya beliau yang terkenal yaitu Ara` Ahl al-Madinah al-Fadhilah (Model Kota Idaman). 

Dalam kitab tersebut,beliau menulis negara ideal bagi Muslim adalah negara yang mampu menyediakan berbagai kebutuhan warganya. Selain membantu warga menjalankan ajaran agama dengan baik, pemimpin ideal bagi negara Muslim, menurut al-Farabi, adalah raja yang memiliki pengetahuan tentang filsafat. Dengan kata lain, seorang pemimpin harus memiliki kecerdasan tinggi, menguasai sains, filsafat, dan ilmu agama.

1. Madinah al-Nawabit (State of Vegetable or Nomadic State), Hidup hanya sekedar untuk tumbuh , masyarakat tidak butuh rumah sebagai tempat tinggal , biasa juga dikatakan sebagai Masyarakat Kayu-kayuan atau Negara Liar.

2. Madinah al-Bahimiyah (State of Animal or Primitive State),  Masyarakat ini sudah mulai menempati suatu wilayah tertentu. Kehidupan masyarakat dalam tingkat ini oleh al-Farabi terbagi menjadi 3 , yaitu : 
1. Masyarakat hidup terpencil di tengah gurun sahara, di hutan rimba atau di pulau pulau terpencil dan juga di pantai- pantai yang masyarakatnya masih tertutup. 
2. Masyarakat hidup serba primitif di dalam kebutuhan hidup yang sangat rendah, bertempat tinggal di dusun-dusun dan di dekat wilayah-wilayah yang mata pencahariannya tidak tetap.
3.Masyarakat hidup bertani dan bercocok tanam, bertempat tinggal di desa-desa dengan kehidupan yang sudah teratur walaupun masih sangat sederhana.

3.   Madinah al-Dharurah (State of Neccessity), Negara kebetulan. Yaitu Tingkat Hidup Bernegara Yang Pertama Sekali. Kewajiban negara dalam tingkatan ini adalah mencukupkan kebutuhan pokok untuk hidup sederhana dari rakyatnya, yaitu  makan, minum, pakaian, tempat kediaman dan seks.

4. Madinah al-Hissah (State of Desire) ,Negara keinginan, yaitu negara yang taraf kehidupan rakyatnya sudah naik setingkat lagi. Selain dari memikirkan makan, minum, pakaian, kediaman dan seks, rakyatnya sudah mempunyai keinginan yang lain.

5.  Madinah al-Tabadul  (State of Ease), Negara bertukar kebutuhan yaitu negara yang rakyatnya sudah mulai menghadapai peralihan (transisi) menuju kesempurnaan untuk memenuhi hidupnya. Zaman transisi lahir maka terjadilah revolusi industri.

6. Madinah al-Naddzalah (Egoistic State or Individualistic Capitalism). Masyarakat Kapitalis Negara Egois. Yaitu, negara yang rakyatnya berjuang dan bersaing untuk mencapai kekayaan perseorangan, dan hanya menumpuk harta benda demi kepentingan diri sendiri.

7. Madinah al-Jama’iyah (Anarchistic State or Communistic State). Bisa dikatakan sebagai Negara Anarchi atau Masyarakat Komunis. merupakan tingkatan setelah kapitalisme. namun, pada kondisi ini ekonomi menghadapi jalan yang bersimpang dua yaitu : anarchi dan komunisme

8. Madinah al-Fadhilah.(Model State or Socialism). Negara Utama atau Masyarakat Sosialis. Dalam upaya mencapai kesempurnaan ekonomi, setelah melewati kondisi anarchi barulah ekonomi mencapai puncak yang ditujunya, yaitu tercapainya kebahagiaan yang lengkap, materiil dan spirituil.

Pada Tahap Madinah al fadhilah ,  al farabi mendambakan kondisi dimana seluruh rakyat merasa bahagia menikmati kepemimpinan  yang sempurna karena kemampuan pemimpin dalam menyejahterahkan , memakmurkan dan tentunya membawa misi spiritual (teologi) bagi ummat . (an) 

#PPS UIN ALAUDDIN MAKASSAR , kuliah sejarah pemikiran ekonomi islam oleh Prof.Dr.H.Nasir Hamzah | 22 november 2013 | PUKUL 17.40 wita .

About the author

Donec non enim in turpis pulvinar facilisis. Ut felis. Praesent dapibus, neque id cursus faucibus. Aenean fermentum, eget tincidunt.

0 komentar: