FILSAFAT KEPEREMPUANAN (bagian pertama)

0
23.31
Kedangkalan pemahaman agama manusia makin memberikan jarak antara manusia yang satu dengan yang lainnya . sejarah kelam ketika struktur patriarki yang disebabkan oleh ajaran dogmatis yang berjaya dimasa lalu mulai  terulang kembali , hanya pemain saja yang berubah tapi muatan kekerasan dan kedzhaliman tetap mengisi ruang- ruang yang kosong dari intelektual dan spiritual yang sebenarnya dapat diperoleh dengan makrifatNya.
 
Dalam relasi sosial akan ditemukan banyak permasalahan yang diakibatkan oleh perbedaan yang tidak mampu dipahami dan dimanaje oleh kebanyakan manusia , kondisi tersebut lantas menghadapkan kita pada pertanyaan-pertanyaan yang paling sering muncul diruang-ruang diskusi terkait keperempuanan seperti; mengapa agama menjadi penjara bagi perempuan? , mengapa laki-laki boleh poligami sementara perempuan tidak boleh? ,dan kenapa perempuan sering menjadi objek penindasan ?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut sudah seharusnya langkah awal yang kita lakukan adalah melakukan konstruksi filosofi tentang perempuan .
 
Berbicara mengenai filsafat ( dalil aqli ) terdapat perbedaan antara perempuan dan istri , perempuan terkait aspek umum (perempuan relasi laki-laki) sementara istri terkait aspek khusus ( istri relasi suami ) . 

Ketika kita berbicara mengenai aspek rumah tangga  yang didalamnya terdapat istri dan suami maka , laki- laki adalah pemimpin bagi perempuan , karena , sangat jelas dalam surah An nisa ayat 34: “kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan : karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka......"
 
Pertanyaan selanjutnya , jadi apa sebenarnya yang menjadi subjek perempuan?
 
Secara filosofi jenis kelamin dapat digambarkan sebagai berikut :
Perempuan terkait fisik atau jasad =>inderawi =>jenis kelamin =>persepsi inderawi (persepsi objek/ bukan objek)=>material (sifat bagian/aksiden/tidak substantif) => level bagian(tidak keseluruhan )
 
Dan karena keindahan bagian hanya sementara bahkan bisa membuat menderita / kesadaran manusia akan hal- hal yang material atau persepsi secara alamiah pada level inderawi/materialisme
 
Pada level inderawi itulah diperoleh fakta perempuan tidak hanya ada pada manusia ,tapi hewan pun memilki , maka subjek penyandang perempuan dan laki-laki adalah fisik / jasad, karena indera menangkap jasad/fisik.
 
Lalu Mengapa fisik dan non fisik berbeda ? dan Apa hubungan jenis kelamin dengan sifat feminitas ?
 
Perbedaan- perbedaan yang dipersepsi inderawi merupakan nilai /aksiologi yang berhubungan dengan relasi seksualitas atau lebih ke jasad / fisik . Sehingga, Diskursus tentang seksualitas sebaiknya menggunakan tinjauan aksiologi , sementara untuk ontologi lebih ke sifat .
 
Seorang perempuan menikah dan laki-laki yang mencari jasad dalam relasi nilai , sementara dalam ontologi yang tejadi adalah menikahkan feminitas . Selain itu, Seksualitas dalam filsafat hanya imajinasi inderawi , dimana imagi membentuk sebuah realitas yang tidak sebenarnya / second reality biasa juga dikatakan kemampuan akal untuk mengubah realitas / tajrid/ wilayah pelepasan. Namun, Imagi itu rapuh sebingga bisa diganti-ganti pada level imagi tergantung pada persepsi indera , hal ini lah yang membuat perempuan menjadi objek imaji produk . dimana imajinasinya titik berangkatnya  adalah  jasad/ fisik . Seperti  bisakah kita hidup tanpa mata dan telinga ? tentunya “tidak” menurut kapitalisme , sehingga beginilah konsep kerja sistem kapitalisme yang terus berupaya mengkomodifikasi imaginasi kehal – hal inderawi .
 
Dalam teori imaginasi , pertemuan antara indera dan non indera adanya dimitzal, Sehingga ketertutupan dalam agama adalah imajinasi yang tidak terlihat ,sehingga imajinasi yang berhubungan dengan non indera adalah cinta (Mulla shadra).(an)

Lanjutan bagian II masih dalam proses penyeleseian ...

About the author

Donec non enim in turpis pulvinar facilisis. Ut felis. Praesent dapibus, neque id cursus faucibus. Aenean fermentum, eget tincidunt.

0 komentar: