Managerial ethics (etika manajemen)

0
14.29

An ras try Astuti/ 80100212180

CRITICAL REVIEW OF JOURNAL
1. DATA JURNAL
a. Judul Jurnal     : Managerial Ethics in Islamic Framework
b. Penulis     : Rana Zaman Abbas, Dr Isthiaq Ahmad, M Rizwan junaid
c. Jumlah Halaman : 11 Halaman
2. DESKRIPSI
Konsep etika dalam islam didasarkan kepada filosofi yang sederhana namun jelas. Dasar filsafat etika dalam islam adalah Tauhid,  yaitu keyakinan yang kuat bahwa segala sesuatu berasal dari Allah dan segala sesuatu akan kembali kepadanya. Manusia merupakan mahkluk yang diciptakan dengan tujuan untuk mencapai kesempurnaan, dan kesempuraan hanya dapat diraih hanya dengan menjalankan segala peritah dari Tuhan dan menjauhi larangannya, perintah dan larangan Tuhan itu disebut syariat, dan syarit tidak terbatas hanya pada ibadah akan tetapi syariat juga adalah pelaksanaan etika.
Dalam suatu organisasi perusahaan, manager merupakan orang yang memiliki posisi puncak dan tanggung jawab utama. Manajer memimpin dan mengendalikan orang yang ada di bawahnya. Dalam Al Quran surah Az Zuhruf : 32 “…… dan kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebgian yang lain….”. ayat diatas merupakan dasar dari manajemen islam modern. Dimana dalam konsep islam, dibenarkan ada orang yang bertindak sebagai manager dan mengatur orang yang ada dibawahnya.
Islam adalah satu – satunya ajaran yang memiliki akar filosofis yang mendasar yang terdiri dari tiga pondisi, yaitu: keyakinan bahwa ummat islam adalah ummta yang terbaik dari masyarakat, senantiatas melalkukan hal yang benar dan menjadih contoh di tengah – tengah masyarakat dan menghindari perbuatan salah.
Tujuan dari suatu organisasi binisi dicapai dengan membuat suatu perencanaan, perencanaan adalah cetak biru dari organisasi, perencaanaan ini mencakup bagaiman mengembangakan organisasi dan bagaiamani mencapai target – target yang di tentukan. Perencanaan mesti berorientasi kepada hasil bukan kepada proses. Jika seorang manager bekerja tanpa adanya suatu perencanaan yang jelas, maka hal yang paling munkin didapatkannya adalah kegagalan . dalam Al quran surah Al Qamar : 49, Allahsesungguhnya kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran”. Dalam ayat tersebut, seorang manager dapat mengambil pelajaran bahwa dalam mengembangkan suatu produk atau bisnis mesti diawali dengan ukuran ataua perencanaan.
Akan tetapi, organisasi tidak terbatas hanya pada rencana, karena jalannya organisasi tergantung juga kepada pelaksanaan dari rencana yang biasa disebut prosedur atau SOP. Untuk menghindari kesalahan dan penyelewengan seorang manager harus melaksanakan perencanaan sesuai dengan prosedur yang baku. Dalam al quran surah An Naba : 29 dijelaskan “dan segala sesuatu telah kami catat dalam suatu kitab”. Pencatatan memudahkan para meneger dalam mengevaluasi setiap perencanaan baik yang sudah maupun yang belum dikerjakan.
Untuk menjalanka perencanaan sesuai degan prosedur tentu saja dibutuhkan sumber daya manusia, olehnya itu seorang manager harus melakukan recruitment tenaga kerja yang sesuai dengan keahlian dan spesifikasi yang dibutuhkan. Pentingnya proses recruitment ini adalah untuk meminimalisir kesalahan di masa depan, olehnya itu rekrutirment harus didasarkan kepada, keahlian, sikap, kejujuran dan loyalitas terhadap perusahaan. Dalam al quran dijelaskan dalam surah al Hujarat : 13 …. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu adalah orang yang paling bertaqwa….. dalam ayat ini dijelaskan bahwa kualitas seseorang diukur dari kadar ketaqwaannya. Hal ini diakrenakan orang yang bertawa akan memiliki segala sifat – sifat baik yang diperintahkan oleh Tuhan.
Apabila seorang manager mempekerjakan beberapa orang untuk menjalankan roda organisasi perusahanam tentunya ada kewajiban perusahaan kepada para tenaga kerja dalam bentuk kompensasi berupa upah yang harus dibayarkan kepada mereka. Namun dalam bisnis modern kompensasi tidak hanya berupa upah, tapi juga berupa award kepada mereka yang dianggap berprestasi dalam bekerja. Hal ini mesti menjadi perhatian penuh dari meneger, karena apabila karyawan tidak menerima kompensasi yang layak, maka akan berpengaruh buruk kepada kinerje mereka, dan ini dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Hal ini juga dijelaskan dalam al Quran surah Huud : 85 “…. Janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak – hak mereka …….
Tenaga kerja dalam perusahaan tentu bekerja sesuai arahan dan petunjuk dari pimpinan, olehnya itu dalam suatu organisasi perusahaan seorang manger harus memperlihatkan sikap kepemimpinan, pemimpin tentu saja berbeda dengan bos. Seorang bos hanya menunjuk kepada anak buah mana yang harus dikerja, akan tetapi seorang pimpinan selain memerintah juga memberikan contoh kepada bawahannya.
Dalam suatu organisasi bisnis yang dihuni oleh bebrapa orang dengan berbagai latar belakang dan kepentingan yang berbada. Perbedaan kepentingan ini tidak mustahil berujung kepada konflik internak, baik antar sesame kayrawan, karyawan dengan pimpinan maupun antar sesame pimpinan. Seorang manager harus selalu waspada akan munculnya benih benih konflik dalam organisasi, agar tidak terjadi konflik yang dapat merugikan perusahaan.
Jika terjadi konflik, maka manager harus mencari tahun akar dan sumber masalahnya. Dalam menyelasaikan konflik diperlukan suatu strategi managemen konflik. Konflik yang sifatnya destruktif apabila ditangani dengan baik bisa melahirkan konflik yang konstruktif. Dalam al quran sendiri dijelaskan bahwa Tuhan menciptakan manusia berbeda – beda, bersuku bangsa agar saling mengenal. Tentunya perbedaan pendapat itu adalah sesuatu yang bagus, jika menegejr mampu memanegemeninya dengan baik.  Dalam menyelsaikan konflik islam memberikan tiga alternatife, yaitu, musyawarah, dan kerja sama.
Hal yang terakhir yang harus diperhatikan oleh seorang manager adalah managemen waktu, dalam bisnis modern, setiap manager harus berpacu dengan waktu, setiap saat harus mengup to date informasi produk – produk dan harga di pasaran, dan harus selalu terdepan dalam inovasi produk agar tidak kehilangan pasar, kesemua hal itu harus dilakukan dengan berpacau melawan waktu. Suatu managemn waktu sangat dipelrukan oleh seorang manager dalam menjalankan organisasi bisnisnya, mereka yang bertindak sebagai manager mesti memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin, karena menyianyiakan waktu adalah pemborosan, dan Tuhan melarang manusia untuk bersifat boros.

3. Analisis.
Dalam bisnis modern manager merupakan “nahkoda” dalam suatu “kapal pesiar” yang bernama perusahaan. Kapal pesiar yang bernama perusahaan ini adalah kapal yang tidak pernah berlabuh walau sedetikpun, dia senantiasa berlayar dengan tujuan mengantar setiap penumpangnya ke pulau impiannya masing – masing. Untuk itu seorang Nahkoda merupakan kunci sukses tidaknya kapal itu berlayar ke tujuannya.
Etika managerial adalah standar perilaku yang memandu seorang manager dalam pekerjaan mereka. Ibarat Nahkoda yang membutuhkan panduan dalam menjalankan kapal, maka manager pun membutukan standar perilaku dalam menjalankan organisasi bisnisnya. Standar perilaku tersebut berupa petunjuk tekhnis akan hal – hal apa yang harus dilakukan oleh seorang meneger.
Etika merupakan sesuatu yang sifatnya normative, sejauh ini dalam pandangan masyarakat barat yang sekuler etika merupakan produk budaya dari suatu masyarakat tertentu. Standar etika akan berbeda dari suatu kebudayaan ke kebudayaan yang lain. Olehnya itu, para teoritisi managemen bisnis modern, melahirkan suatu konsep etika tersendiri dalam dunia bisnis. Konsep – konsep etika bisnis modern diciptakan dengan tujuan agar para pelaku bisnis mampu membuat keputusan – keputusan bisnis yang benar dan tidak merugikan perusahaan.
Akan tetapi sejauh ini, kita melihat fenomena yang anomaly dalam kehidupan bisnis modern. Sebagai contoh bank century, pemilik bank tersebut yang juga bertindak sebagai manager justru bertindak yang sangat jauh dari etika bisnis, pemilik bank tersebut malah “merampok” banknya sendiri sehingga menyebabkan kerugian tidak hanya bagi nasabahnya tapi juga merugikan Negara.
Sampai disini kita bertanya – Tanya, apakah pemilik bank tersebut tidak mengetahui etika bisnis.? Tentu saja sebagai seorang manager dia tau betul bagaimana itu etika bisnis, akan tetapi kenapa bisa sampai dia merampok sendiri banknya.? Inilah pertanyaan yang harus kita gali akar masalhanya.
Hal yang pertama yang harus diluruskan adalah paradigm tentang etika itu sendiri. Seperti yang dijelakan diatas, bahwa dalam bisnis modern etika bersifat normatife dan lahir dari suatu kebudyaan. Pada keyataanya etika bersifat universal, etika yang sama diterima dalam semua agama dan budaya. Mencuri adalah sesuatu yang salah di semua kebudayaan, akan tetapi yang berbeda adalah wilayah pelaksanaan etika itu. Seperti bagaiman hukuman bagi orang yang mencuri.
Karena etika sifatnya adalah universal, maka kita mesti mencari landasan filosofis yang tepat mengenai konsep etika tersebut. Landasan filosofis dibutuhkan karena tidak hanya sekdedar mencari pembenaran akan tetapi manusia dalam melakukan sesuatu senantiasa disertai dengan pilihan sadar akan sesuatu tersebut. Saya ada disini kuliah karena ini adalah pilihan sadar saya. Untuk itu landasan filosofis dibutuhkan agar ada dasar kesadaran yang rasional dalam pelaksnaan etika tersebut.
Landasan filosofis etika bisa kita lacak dalam ajaran – ajaran Aristotels mengenai konsep teleologinya. Menurut Aristoteles segala sesuatu yang ada didunia ini memiliki tujuan dan segala sesuatu tersebut hanya akan baik jika digunakan sesuai dengan tujuannya. Pisau diciptakan untuk mengiris dan pisau akan baik jika digunakan sesuai dengan tujuannya yaitu untuk mengiris atau memotong. Akan tetapi pisau akan menajdi tidak baik jika digunakan kepada hal – hal selain tujuannya.
Begitupun dengan manusia, tujuan manusia adalah hidup dengan baik dan untuk itu manusia harus hidup dengan etika. Akan tetapi kata aristoteles sendiri, manusia memiliki sisi rasioanal dan sisi jiwa dalam dirinya. Sebatas mengetahui etika tidak berarti akan melaksanakan etika tersebut, dibutuhkan jiwa yang kuat untuk melaksanakan etika tersebut. Dan jiwa yang kuat hanya dapat dicapai jika manusia menhidupakn sisi sprituail dalam dirinya.
Para filosof barat modern hanya melihat manusia di satu sisi saja yaitu sisa rasionalnya sehingga menyebabkan ketidakseimbangan dalam kehidupan barat modern. Adalah hal yang mustahil jika mengharapkan seorang manager melakasnakan etika hanya didasarkan kepada sisi rasioanalnya saja, yang dipelrukan adalah menghidupkan sisi spiritual dalam diri manusia.
Islam sebagai agama yang sempurna tentu saja tidak melihat manusia sebagaiman barat melihat manusia dengan menggunakan logika opisis biner, akan tetapi islam melihat manusia dengan menggunakan logika holistic. Islam memandang bahwa manusia yang sempurna adlah manusia yang mampu menyeimbangkan sisi rasional dangan spirtualnya.
Sejatinya setiap konsep etika mesti mendasarkan kepada landasan islam yang bersifat holistic, karena hari ini kita sudah bisa melihat kegagalan eropa dalam menerapkan konsep etikanya. Islam tidak hanya mengajarkan filsafat dalam ajarananya, akan tetapi islam juga mengajrakan pentujuk praktis dalam kehidupan sehari – hari.
Dalam jurnal yang ditulis oleh beberapa penulis diatas mencoba mengembankan penelitian mengenai konsep – konsep etika managerial modern dan mendasarkannya kapada alquran. Bebrapa konsep tersebut antara lain. Perencanaan, prosedur, recruitment, managemen konflik dan managemen waktu. Kelima konep tersebut memeng merupakan konsep sentral dalam etika managerial bisnis modern. Namun saya melihatnya kelima konsep tersebut hanya merupakan salah satu aspek dalam etika islam yaitu tanggung jawab.
seorang manager memeng bertanggung jawab dalam rencana kerja perusahana, bertanggung jawab dalam pelaksanaan prosedur, bertangggung jawab dalam proses recruitment, bertanggung jawab menegahi apabila terjadi selisih antar karyawan dan bertannggung jawab terhadap waktu yang diberikan kepadanya untuk memipin perushaan.
Selain tanggung jawab tentu saja masih banyak peran yang diharapkan oleh seorang manager bisnis dalam etika islam. Sebagai seorang pemimpin islam juga mengarahkan agar memperhatikan menganai aspek ketaqwaan bawahannya. Seorang manager islam, tidak hanya memerintahkan karyawannya untuk bekerja tekun agar profit perusahaan bisa bertambah dan karwayan tersebut dapat mendapar reward yang banyak. Akan tetapi meneger islam juga harus membina karyawannya agar senantiasa berjalan dijalan yang lurus, membina karyawannya agar senantias mendekatkan dirinya kepada Tuhan YME.
Manager islam juga harus memperhatikan hubungan antara sesame karyawan khususnya interaks antara kryawan laki – laki dna karyawan perempuan, di kebanyakan perusahaan, sering terjadi kasus pelecehan seksual dan diskriminasi terhadap pekerja perempuan, itu karena mangernya tidak memperhatikan hal tersebut. Manager islam dituntuu untuk memuliakan perempuan dengan cara mesti diatur ruangan yang khusus kepada perempuan dan ruangan yang khsusus kepada laki – laki, agara interkasinya dapat terjaga.
Selain itu berkaitan dengan pakaian, seorang manager islam dituntut agar menerapakn kewajiban berpakaian hijab bagi karwayan perempuannya. Hal ini untuk mencegah terjadinya pelecahan seksual terhadap pekerja perempuan. Selain itu meneger islam mesti memperlakukan perempuan secara khusus terhadap pekerja perempuan yang hamil dan menyusui. Dengan tidak memberikan jam kerja yang sangat memberaktkan bagi kaum perempuan.
Seorang manager islam mesti mengatur jam kerja agar kewajiban beribdah bagi setiap karwayanya dapat terpenuhi, khususnya bagi mereka yang beragama islam, dengan cara memberikan waktu rehat untuk istrahat shalat di waktu siang dan sore.
Selain hal diatas, dalam interaksinya dengan konsumen, seorang manager islam harus memastikan dengan betul pelayanan yang terbaik bagi konsumen, menjual barang yang jelas dan berkualitas dan menyampaikan secara jujur mengenai kondisi barang yang dijual.
Menurut saya, apa yang ditulis dalam jurnal ini mengenai etika managerial adalah hal yang sangat bagus dan sangat patut untuk diapreasiasi. Tulisan ini adalah langkah awal bagi pengembangan riset – riset etika mengerial dalam konspe islam, khususnya di Indonesia.

About the author

Donec non enim in turpis pulvinar facilisis. Ut felis. Praesent dapibus, neque id cursus faucibus. Aenean fermentum, eget tincidunt.

0 komentar: